PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARATA
D I S U S U N O L E H :
WIDYA RAHAYU (29210442)
ANITA LISTIYANI (20210889)
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2010 / 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Perkembangan Pembangunan D.I.Y” ini dengan waktu yang telah ditentukan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai Perkembangan Pembangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta beserta ruang lingkup di dalamnya.
Terlepas dari semua itu, kami selaku penulis juga adalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dalam pembuatan makalah ini, baik itu dari segi penulisan, pengertian, pembahasan, maupun penyimpulan. Oleh karena itu, kami meminta dukungan dan pengajaran dari Ibu Widaytmini selaku dosen dan pembimbing dari mata kuliah Perekonomian Indonesia berupa kritik dan saran yang membangun.
Jakarta, 20 Maret 2011
P e n y u s u n
i
Jawa > D.I Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta
— Provinsi —
Peta lokasi Daerah Istimewa Yogyakarta Negara Indonesia Hari jadi 4 Maret 1950 Dasar hukum U.U.No 3/1950 Ibu kota Yogyakarta Koordinat 8º 30' - 7º 20' LS
109º 40' - 111º 0' BT Pemerintahan - Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X Luas - Total 3.185,80 km2 Populasi (2010)[1] - Total 3.452.390 Demografi - Suku bangsa Jawa (97%), Sunda (1%) [2] - Agama Islam (91,4%), Katolik (5,4%), Protestan (2,9%), Lain-lain (0,3%) - Bahasa Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia. Zona waktu WIB Kabupaten 4 Kota 1 Kecamatan 78 Desa/kelurahan 440
109º 40' - 111º 0' BT Pemerintahan - Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X Luas - Total 3.185,80 km2 Populasi (2010)[1] - Total 3.452.390 Demografi - Suku bangsa Jawa (97%), Sunda (1%) [2] - Agama Islam (91,4%), Katolik (5,4%), Protestan (2,9%), Lain-lain (0,3%) - Bahasa Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia. Zona waktu WIB Kabupaten 4 Kota 1 Kecamatan 78 Desa/kelurahan 440
Situs web http://www.pemda-diy.go.id
Sejarah Perekonomian D.I.Y
Kota D.I.Y sebagai pusat kegiatan politik, ekonomi, sosial dan budaya baru berkembang pesat setelah dua abad terakhir. Dengan kemajuan teknologi yang ditandai dengan munculnya Revolusi Industri serta dikembangkannya berbagai industri massa membuat berbagai kota-kota tumbuh dengan pesat, termasuk D.I.Yogyakarta. Pertumbuhan ini ditandai dengan dibangunnya gedung baik untuk pemukiman, pelayanan publik, maupun kegiatan industri, sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi.
Sebagian besar perekonomian di Yogyakarta disokong oleh hasil cocok tanam, berdagang, kerajinan (kerajinan perak, kerajinan batik, kerajinan wayang kulit, kerajinan anyaman, dan lain-lain), dan wisata. Namun ada juga sebagian warga yang hidup dari ekspansi dunia pendidikan seperti rumah kost buat mahasiswa. Merupakan pemandangan yang biasa ketika anda sampai di Stasiun Yogyakarta atau di halte khusus tempat perhentian bus-bus pariwisata, anda akan disambut oleh banyak tukang becak. Mereka akan mengantarkan anda ke tempat tujuan mana saja yang layak untuk anda nikmati seperti toko baju, toko bakpia, mal, atau sekadar membeli cinderamata. Anda pun akan heran setelah tukang becak itu mengajak anda berkeliling kota seharian, mereka hanya akan meminta bayaran yang rendah. Mengapa bisa demikian? Ternyata mereka juga sudah mendapat bagian dari mengantarkan anda ke toko-toko tadi.
Secara ekonomi, jika dilihat dari potensi sumberdaya alamnya, Jogja bukan daerah makmur, apalagi kaya. Sektor pertanian tidak berkembang karena lahan sempit dan di beberapa daerah seperti Gunungkidul dan Kulonprogo. lahannya tidak subur. Industri manufaktur yang sering dipakai sebagai indikator kemakmuran, hanya 10% dari seluruh kegiatan ekonomi. Tetapi sektor jasa yang secara teori tumbuh sebagai penopang industri manufaktur – yakni sebagai penyedia jasa pekerja industri -, berkembang pesat dan dominan. Data statistik tahun 1999 BPS menyebutkan sektor jasa mencapai lebih dari 86% dari seluruh kegiatan ekonomi masyarakat Jogja.
Siapa konsumen yang membesarkan sektor jasa ini?
Secara historis pada akhir abad 19 di Jogja dan sekitarnya pernah berdiri 17 buah pabrik gula milik Belanda. Industri gula ini tidak berumur panjang karena hancur oleh Perang Dunia II (kecuali Madukismo yang hingga sekarang masih hidup), meninggalkan fasilitas pendukung yang berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat Jogja di masa-masa selanjutnya sampai kini, yakni transportasi kereta api. Sarana ini mulai dioperasikan oleh perusahaan Belanda NIS Mij tahun 1872.
Karena posisi geografisnya yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa, Jogja dipilih sebagai tempat pemberhentian dan pertemuan kereta-kereta api dari jurusan Barat (Jakarta -Bandung), dari jurusan Timur (Surabaya) dan jurusan Utara (Semarang). Adanya sarana ini meningkatkan jumlah pengunjung dan pendatang di Jogja. Hotel-hotel didirikan di sekitar Stasiun Tugu untuk melayani para pedagang dan pelancong yang ingin melihat Candi Borobudur.
Tionghoa yaitu kampung Kranggan (sekarang menjadi Pasar Kranggan di Jalan Diponegoro), meluas hingga ke kampung Tugu Kulon (kampung di sebelah Barat Jalan Mangkubumi, antara Kranggan sampai Gowongan Lor) dan bahkan kemudian ke selatan Stasiun Tugu menjadi daerah Pacinan, yang sekarang dikenal sebagai Malioboro.
Seiring dengan semakin banyaknya para pedagang dan pelancong, semakin banyak pula para pelajar pendatang yang bersekolah di Jogja. Mendekati tahun 1900, banyak sekolah guru (Kweekschool) didirikan oleh Pemerintah Belanda, disusul kemudian dengan sekolah rakyat, sekolah teknik, dan sebagainya. Tahun 1946 berdiri Universitas Gadjah Mada yang merupakan perguruan tinggi pertama di Indonesia, disusul beberapa perguruan tinggi lainnya seperti Universitas Islam Indonesia yang pindah dari Jakarta ke Jogja, Akademi Seni Rupa Indonesia dan sebagainya. Berkembanglah Jogja sebagai kota pelajar dan mahasiswa. Berbagai usaha jasa muncul untuk melayani mereka. Usaha pondokan, warung makan murah, pasar sepeda dan sebagainya pun mulai bermunculan.
Pedagang, pelancong, pelajar dan mahasiswa adalah kelompok yang berperan sangat penting dalam menentukan ciri ekonomi masyarakat Jogja di masa-masa selanjutnya hingga saat ini. Ciri-ciri itu antara lain: dominan di sektor jasa, dominan skala kecil dan eceran, tetapi memiliki rentang yang sangat lebar, mulai dari jasa untuk konsumen kelas atas sekali hingga bawah sekali. Mulai yang tradisonal sekali hingga yang modern. Apa yang ditulis ini menunjukan betapa hiruk pikuknya sektor jasa yang berkembang di Jogja, khususnya tempat makan dan tempat berbelanja. Mulai tempat makan angkringan di pasar, hingga restoran hotel berbintang mewah. Sejak dari rumah makan menu Jawa, Padang sampai Eropa. Mulai penjual pakaian bekas di pasar hingga butik gemerlap penggemar pesta.
Pendapatan Asli Daerah D.I.Y
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
LAPORAN ARUS KAS (AUDITED)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PER 31 DESEMBER2008
No | URAIAN | Per 31 Des 2008 (Rp) | Per 31 Des 2007 (Rp) |
I l | ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Arus Kas Masuk | | |
| PENDAPATAN ASLI DAERAH | | |
| Pajak Daerah | 62,452,770,490.00 | 54,783,202,892.00 |
| Retribusi Daerah | 34,940,602,210.00 | 29,197,466,013.00 |
| Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan | 8,454,823,854.45 | 8,783,239,359.78 |
| Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah | 26,583,374,960.27 | 21,334,442,677.53 |
| Total Pendapatan Asli Daerah | 132,431,571,514.72 | 114,098,350,942.31 |
| | | |
| DANA PERIMBANGAN | | |
| Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak | 61,245,922,863.00 | 47,329,224,538.00 |
| Dana Alokasi Umum | 411,257,232,000.00 | 365,042,000,000.00 |
| Dana Alokasi Khusus | 32,238,000,000.00 | 26,788,000,000.00 |
| Total Dana Perimbangan | 504,741,154,863.00 | 439,159,224,538.00 |
| LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH | | |
| Hibah | 20,332,060,000.00 | 6,288,730,100.00 |
| Dana Darurat | 962,407,471.00 | - |
| Dana Bagi Hasil Pajak dari Prov dan Pemda Lainnya | 43,333,111,500.00 | 37,579,816,500.00 |
| Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus | 5,140,227,999.00 | 2,917,756,400.00 |
| Bantuan Keuangan dari Prov atau Pemda Lainnya | 13,312,400,000.00 | 15,604,974,000.00 |
| Jumlah Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah | 83,080,206,970.00 | 62,391,277,000.00 |
| Total Arus Kas Masuk | 720,252,933,347.72 | 615,648,852,480.31 |
| | | |
2 | Arus Kas Keluar | | |
| Belanja Operasi | | |
| Belanja Pegawai | 428,171,470,769.60 | 332,205,140,033.00 |
| Belanja Barang | 90,700,730,390.14 | 85,667,260,473.00 |
| Belanja Bunga | 579,027,616.04 | 707,120,553.55 |
| Belanja Subsidi | - | 306,876,000.00 |
| Belanja Hibah | 22,180,860,900.00 | - |
| Belanja Bantuan Sosial | 49,587,684,559.00 | 57,696,628,060.00 |
| Belanja Bantuan keuangan | - | |
| Total belanja Operasi | 591,219,774,234.78 | 476,583,025,119.55 |
| Belanja Tidak Terduga | | |
| Belanja Tidak Terduga | 60,828,000.00 | 2,554,951,274.41 |
| Total Belanja Tidak Terduga | 60,828,000.00 | 2,554,951,274.41 |
| Total Arus Kas Keluar | 591,280,602,234.78 | 479,137,976,393.96 |
3 | Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi | 128,972,331,112.94 | 136,510,876,086.35 |
| | | |
II | ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI NON KEUANGAN | | |
1 | Arus Kas Masuk | | |
| Pendapatan Penjualan atas Tanah | - | - |
| Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin | - | - |
| Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan | - | - |
| Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi, dan jaringan | - | - |
| Pendapatan Penjualan atas AsetTetap Lainnya | - | - |
| Pendapatan Penjualan atas Aset Lainnya | - | - |
| Total Arus Kas Masuk | - | - |
2 | Arus Kas Keluar | | |
| Belanja Tanah | 6,208,586,469.00 | 4,092,326,400.00 |
| Belanja Peralatan dan Mesin | 17,216,376,442.00 | 11,067,578,735.00 |
| Belanja Gedung dan Bangunan | 54,477,308,400.00 | 50,951,282,032.00 |
| Belanja Jalan, Irigasi, dan jaringan | 28,135,315,700.00 | 22,307,082,701.00 |
| Belanja AsetTetap Lainnya | 998,186,175.00 | 1,252,832,300.00 |
| Belanja Aset Lainnya | 250,288,700.00 | 311,294,000.00 |
| Total Arus Kas Keluar | 107,286,061,886.00 | 89,982,396,168.00 |
| | | |
3 | Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi | (107,286,061,886.00) | (89,982,396,168.00) |
| | | |
No | URAIAN | Per 31 Des 2008 (Rp) | Per 31 Des 2007 (Rp) |
III | ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN | | |
1 | Arus Kas Masuk | | |
| Pencairan Dana Cadangan | - | - |
| Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan | - | - |
| Penerimaan Pinjaman Daerah | - | - |
| Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman | - | - |
| Penerimaan Piutang Daerah | 125,892,112.00 | - |
| Total Arus Kas Masuk | 125,892,112.00 | - |
| | | |
2 | Arus Kas Keluar | | |
| Pembentukan Dana Cadangan | - | - |
| Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah | 12,000,000,000.00 | - |
| Pembayaran Utang Pokok | 982,962,288.20 | 958,824,221.52 |
| Pemberian Pinjaman Daerah | - | 1,412,000,000.00 |
| Total Arus Kas Keluar | 12,982,962,288.20 | 2,370,824,221.52 |
| | | |
3 | Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan | (12,857,070,176.20) | (2,370,824,221.52) |
| | | |
IV | ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN | | |
1 | Arus Kas Masuk | | |
| Penerimaan PFK | 31,742,067,229.00 | 40,405,093,213.92 |
| Kas di Bendahara Penerimaan | 1,120,617,988.00 | |
| Titipan Pihak Ketiga Taman Pintar | 249,902,500.00 | |
| Total Arus Kas Masuk | 33,112,587,717.00 | 40,405,093,213.92 |
| | | |
2 | Arus Kas Keluar | | |
| Penyetoran PFK | 32,068,573,431.00 | 39,524,984,106.92 |
| Total Arus Kas Keluar | 32,068,573,431.00 | 39,524,984,106.92 |
| | | |
| Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran | 1,044,014,286.00 | 880,109,107.00 |
| | | |
| KENAIKAN ( PENURUNAN ) KAS | 9,873,213,336.74 | 45,037,764,803.83 |
| SALDO AWAL KAS | 135,648,225,129.80 | 90,610,460,325.97 |
| SALDO AKHIR KAS | 145,521,438,466.54 | 135,648,225,129.80 |
| | | |
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
N E R A C A (AUDITED ) PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007
No | URAIAN | JUMLAH | |
31-Dec-08 | 31-Dec-07 | ||
| ASET | | |
| | | |
| ASET LANCAR | | |
1 | Kas | 145,521,438,466.54 | 135,648,225,129.80 |
2 | Piutang Pajak | 1,471,590,558.00 | 1,115,976,469.00 |
3 | Putang Retribusi | 2,119,961,630.95 | 917,186,871.00 |
4 | Bag. Lancar Tagihan Penjualan Angsuran | 0.00 | 3,826,579,872.00 |
5 6 7 | Bagian Lancar Tagihan Pemberian Pinjaman | 211,450,000.00 | 0.00 |
Bagian Lancar Tagihan Sewa | 3,160,651,011.00 | 0.00 | |
Bagian Lancar Tagihan Bagi Hasil Kemitraan | 694,000,000.00 | 0.00 | |
8 | Bag. Lancar TPTGR | 60,809,854.00 | 18,906,410.00 |
9 | Piutang Lainnya | 289,863,911.00 | 250,000,000.00 |
10 | Persediaan | 7,696,396,270.00 | 7,615,986,876.00 |
| Jumlah Aset Lancar | 161,226,161,701.49 | 149,392,861,627.80 |
| | | |
| INVESTASI JANGKA PANJANG | | |
| INVESTASI NON PERMANEN | | |
11 | Investasi Non Permanen Lainnya | 2,823,759,486.00 | 0.00 |
| Jumlah Investasi Non Permanen | 2,823,759,486.00 | 0.00 |
| | | |
| INVESTASI PERMANEN | | |
12 | Penyertaan Modal Pemerintah Daerah | 65,345,861,952.80 | 53,345,861,952.80 |
13 | Investasi Permanen Lainnya | 0.00 | 5,574,200,000.00 |
| Jumlah Investasi Permanen | 65,345,861,952.80 | 58,920,061,952.80 |
| Jumlah Investasi Jangka Panjang | 68,169,621,438.80 | 58,920,061,952.80 |
| | | |
14 | ASET TETAP | | |
1) | Tanah | 487,424,398,700.00 | 481,275,795,900.00 |
2) | Peralatan dan Mesin | 246,117,210,090.68 | 228,910,820,850.94 |
3) | Bangunan Gedung | 276,959,391,152.94 | 248,853,970,152.94 |
4) | Jalan, Irigasi dan Jaringan | 1,690,616,407,299.00 | 1,690,616,407,299.00 |
5) | Aset Tetap Lainnya | 32,424,586,458.73 | 31,807,649,575.93 |
6) | Konstruksi Dalam Pengerjaan | 947,188,800.00 | 32,199,142,019.00 |
| Jumlah Aset Tetap | 2,734,489,182,501.35 | 2,713,663,785,797.81 |
| | | |
| DANA CADANGAN | 0.00 | 0.00 |
| | | |
| ASET LAINNYA | | |
15 | Tagihan Penjualan Angsuran | 0.00 | 12,663,743,033.00 |
16 | Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah | 83,958,793.00 | 91,066,585.00 |
17 | Tagihan Pemberian Pinjaman | 761,200,000.00 | 0.00 |
18 | Tagihan Sewa | 1,911,462,022.00 | 0.00 |
19 | Tagihan Bagi Hasil Kemitraan | 10,728,000,000.00 | 0.00 |
20 | Kemitraan dengan Fihak Ketiga | 36,661,755,917.21 | 36,661,755,917.21 |
21 | Aset Lain –lain | 675,687,110.00 | 495,000,000.00 |
| Jumlah Aset Lainnya | 50,822,063,842.21 | 49,911,565,535.21 |
| JUMLAH ASET | 3,014,707,029,483.85 | 2,971,888,274,913.62 |
No | URAIAN | JUMLAH | |
31-Dec-08 | 31-Dec-07 | ||
| KEWAJIBAN | | |
| | | |
| KEWAJIBAN JANGKA PENDEK | | |
22 | Utang PFK | 1,881,904,404.00 | 880,109,107.00 |
23 | Utang Bunga | 459,221,794.86 | 577,955,382.13 |
24 | Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat | 761,652,154.86 | 860,238,188.19 |
25 | Utang Jangka Pendek Lainnya | 521,676,297.00 | 34,256,450.00 |
| Jumlah Kewajiban Jangka Pendek | 3,624,454,650.72 | 2,352,559,127.32 |
| | | |
| | | |
| KEWAJIBAN JANGKA PANJANG | | |
| | | |
26 | Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat | 3,250,030,580.36 | 4,470,904,480.08 |
| | | |
| Jumlah Kewajiban Jangka Panjang | 3,250,030,580.36 | 4,470,904,480.08 |
| JUMLAH KEWAJIBAN | 6,874,485,231.08 | 6,823,463,607.40 |
| | | |
| | | |
| EKUITAS DANA | | |
27 | EKUITAS DANA LANCAR | | |
| SILPA | 143,597,315,073.54 | 134,768,116,022.80 |
| Pendapatan Yang Ditangguhkan | 42,218,989.00 | 0.00 |
| Cadangan Piutang | 8,008,326,964.95 | 6,128,649,622.00 |
| Cadangan Persediaan | 7,696,396,270.00 | 7,615,986,876.00 |
| Dana Yg Hrs Disediakan utk Pembay. Utang Jk. Pendek | (1,742,550,246.72) | (1,472,450,020.32) |
| | 157,601,707,050.77 | 147,040,302,500.48 |
| | | |
28 | EKUITAS DANA INVESTASI | | |
| Diinvestasikan dim Investasi Jangka Panjang | 68,169,621,438.80 | 58,920,061,952.80 |
| Diinvestasikan dim Aset Tetap | 2,734,489,182,501.35 | 2,713,663,785,797.81 |
| Diinvestasikan dim Aset Lainnya | 50,822,063,842.21 | 49,911,565,535.21 |
| Dana Yg Hrs Disediakan utk Pembay. Utang Jk. Panjang | (3,250,030,580.36) | (4,470,904,480.08) |
| | 2,850,230,837,202.00 | 2,818,024,508,805.74 |
| | | |
| | | |
29 | EKUITAS DANA CADANGAN | 0.00 | 0.00 |
| | | |
| | | |
| JUMLAH EKUITAS DANA | 3,007,832,544,252.77 | 2,965,064,811,306.22 |
| | | |
| JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA | 3,014,707,029,483.85 | 2,971,888,274,913.62 |
Data ini kami ambil dari : http://www.jogjakota.go.id/index/extra.arsip/30
Hambatan Pembangunan D.I.Y
Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa Yogyakarta adalah Kota yang keberhasilan pembangunan ekonominya berasal dari sektor cocok tanam, pariwisata, kerajinan & kesenian, industry, peternakan, dan lain-lain.
Namun, dari berbagai bidang tersebut terdapat beberapa hal yang menghambat pembangunan D.I.Y yaitu lahan yang sempit, terbatasnya lahan yang tersedia membuat D.I.Y tidak dapat berkembang maksimal. Pemerintah harus mencari solusi bagaimana agar pembangunan tetap dapat berjalan walaupun lahan yang tersedia sempit agar sektor pertanian atau cocok tanam bisa lebih berkembang. Selain itu ada sebagian lahan di Yogyakarta yang tidak subur khususnya di daerah Gunung Kidul. Hal ini menyebabkan daerah Gunung Kidul tidak bisa berkembang dan juga sering mengalami kekeringan.
Produk Unggulan D.I.Y
Objek wisata yang menarik di Yogyakarta: Malioboro, Kebun Binatang Gembiraloka, Istana Air Taman Sari, Monumen Jogja Kembali, Museum Keraton Yogyakarta, Museum Sonobudoyo, Lereng Merapi, Kaliurang, Pantai Parangtritis, Pantai Baron, Pantai Samas, Goa Selarong, Candi Prambanan, Candi Kalasan, dan Kraton Ratu Boko. Sekitar 40 km dari barat laut Yogyakarta terdapat Candi Borobudur, yang ditetapkan pada tahun 1991 sebagai Warisan Dunia UNESCO. Yogyakarta terkenal dengan makanan yang enak, murah, bergizi sekaligus membuat kangen orang-orang yang pernah singgah atau berdomisili di kota ini. Ada angkringan dengan menu khas mahasiswa, ada bakmi godhog di Pojok Beteng, sate kelinci di Kaliurang plus jadah Mbah Carik, sate karang Kotagedhe, sego abang Njirak Gunung Kidul dan masih banyak tempat wisata kuliner yang lain. Di wilayah selatan kota Yogyakarta, tepatnya di daerah Wonokromo, terdapat Sate Klathak.
Sumber : http://pertahanan.slemankab.go.id
Ø Beberapa produk unggulan D.I.Y :
SALAK PONDOH
Sleman merupakan sentra penghasil dan penelitian buah dan bibit Salak Pondoh. Terdapat 4.067.975 rumpun dengan produksi 266.938 Kw/Tahun. Selain buah dan bibit, diproduksi olahan salak dalam bentuk kripik, sirup, dan dodol. Disamping itu Kabupaten Sleman menghasilkan Salak Gading yang memiliki warna kuning gading nan eksotik dengan rasa manis sedikit masam. Jumlahnya 21.254 batang dengan produksi sebesar 1.379 Kw/Tahun. Sleman saat ini sedang mengembangkan salak varitas baru
| SALAK PONDOH |
| SALAK MADU |
Yang memiliki rasa manis luar biasa sehingga disebut dengan Salak Madu Jumlah salak istimewa ini baru sekitar 1.287 rumpun dan terus dikembangkan keseluruh kabupaten.
Kontak Person: Salak Pondoh :Suharno, (0274-547309); Sutrisno, (08562862621); Salak Madu : Mujono,Balerante, Wonokerto, Turi; Salak Gading : Iskandar (08122780412)
BERAS ORGANIK
Sleman memiliki padi varitas lokal yang beraroma wangi, bercitarasa gurih dan teksturnya pulen. Varitas ini respon terhadap pupuk organik, sehingga budidayanya tanpa menggunakan bahan kimia buatan. Varitas lokal ini dikenal dengan Menthik Wangi, Cempa, Ketan Kuthuk, Ketan Ireng, Raja Lele dan Hoing.
Beras Organik
JAMUR
Lereng Merapi yang berhawa sejuk memproduksi jamur konsumsi maupun jamur obat. Jamur konsumsi yang berkembang adalah Jamur Kuping dan Jamur Tiram dengan produksi (kering) 42,2 ton / musim. Sedangkan jamur obat yang dikembangkan adalah Jamur Lingzhie. Sekarang terus dikembangkan baik varitas maupun jumlahnya, karena sumberdaya alam yang ada sangat mendukung.
MELINJO
Tanaman melinjo mendominasi pekarangan di pedesaan. Di Kabupaten Sleman terdapat 361.184 batang dengan produksi 17.531 Kw/Tahun. Luas areal pekarangan yang dimanfaatkan tanaman ini mencapai 3604 Ha. Biji melinjo merupakan bahan baku emping melinjo.
BAKPIA PATHOK
Bakpia adalah produk oleh oleh khas jogjakarta yang awal produksinya sekitar tahun 80an di kampung patuk Jogjakarta.
KERAJINAN BATIK
Batik merupakan kerajinan khas Yogyakarta dan merupakan cenderamata yang banyak dicari wisatawan. Pada abad ke-15 seni batik telah mulai maju dan berkembang. Ketika itu seni batik mendapat pengaruh dari Agama Budha, Hindu, dan Islam terhadap corak batik yang ada. Pada Jaman ini batik hanya dibuat di dalam lingkungan Kraton dan digemari oleh puteri Kraton.
Batik memiliki beragam motif. Tak hanya dari dalam negeri, batik ada yang berasal dari mancanegara, seperti Rusia.
Di Indonesia sendiri, motif batik juga bervariasi, diantaranya adalah batik Jogja dan batik Solo. Walau keduanya menggunakan ukel dan semen-semen, namun sebenarnya kedua batik ini berbeda. Perbedaannya terletak pada warnanya. Batik Jogja berwarna putih dengan corak hitam, sedangkan batik Solo berwarna kuning dengan corak tanpa putih.
Penggunaan kain batik ini pun berbeda-beda. Di Kraton Jogja, terdapat aturan yang pakem mengenai penggunaan kain batik ini. Untuk acara perkawinan, kain batik yang digunakan haruslah bermotif Sidomukti, Sidoluhur, Sidoasih, Taruntum, ataupun Grompol. Sedangkan untuk acara mitoni, kain batik yang boleh dikenakan adalah kain batik bermotif Picis Ceplok Garudo, Parang Mangkoro, atau Gringsing Mangkoro. Beberapa contoh motif batik klasik Yogyakarta antara lain: Parang, Geometri, Banji, Tumbuhan Menjalar, Motif tumbuhan Air, Bunga, Satwa dalam kehidupan dan lain-lain. Penggunaan Batik dewasa ini bukan hanya sebagai kain tetapi juga sebagai Pakaian jadi, Bed Cover, Sarung Bantal dan lain-lain.
Saat ini batik telah menjadi tren baru di tengah masyarakat. Tak hanya sandang yang menggunakan kain batik sebagai bahannya. Sarung bantal, gordyn, dan seprei pun telah ada yang menggunakan kain batik. Ini adalah awal mula yang baik bagi pelestarian seni batik. Awalnya harus mencintai dahulu, kemudian muncul rasa andarbeni (memiliki) dan akhirnya nguri-uri (melestarikan).
Kesadaran ini sudah mulai dan terus digalakkan. Batik Tamanan Kraton pun dibentuk untuk khusus membatik motif Kraton Jogja.
Di Indonesia sendiri, motif batik juga bervariasi, diantaranya adalah batik Jogja dan batik Solo. Walau keduanya menggunakan ukel dan semen-semen, namun sebenarnya kedua batik ini berbeda. Perbedaannya terletak pada warnanya. Batik Jogja berwarna putih dengan corak hitam, sedangkan batik Solo berwarna kuning dengan corak tanpa putih.
Penggunaan kain batik ini pun berbeda-beda. Di Kraton Jogja, terdapat aturan yang pakem mengenai penggunaan kain batik ini. Untuk acara perkawinan, kain batik yang digunakan haruslah bermotif Sidomukti, Sidoluhur, Sidoasih, Taruntum, ataupun Grompol. Sedangkan untuk acara mitoni, kain batik yang boleh dikenakan adalah kain batik bermotif Picis Ceplok Garudo, Parang Mangkoro, atau Gringsing Mangkoro. Beberapa contoh motif batik klasik Yogyakarta antara lain: Parang, Geometri, Banji, Tumbuhan Menjalar, Motif tumbuhan Air, Bunga, Satwa dalam kehidupan dan lain-lain. Penggunaan Batik dewasa ini bukan hanya sebagai kain tetapi juga sebagai Pakaian jadi, Bed Cover, Sarung Bantal dan lain-lain.
Saat ini batik telah menjadi tren baru di tengah masyarakat. Tak hanya sandang yang menggunakan kain batik sebagai bahannya. Sarung bantal, gordyn, dan seprei pun telah ada yang menggunakan kain batik. Ini adalah awal mula yang baik bagi pelestarian seni batik. Awalnya harus mencintai dahulu, kemudian muncul rasa andarbeni (memiliki) dan akhirnya nguri-uri (melestarikan).
Kesadaran ini sudah mulai dan terus digalakkan. Batik Tamanan Kraton pun dibentuk untuk khusus membatik motif Kraton Jogja.
Batik di Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini berkembang dengan pesat. Tidak kurang dari 400 motif batik khas Yogyakarta yang terdiri dari motif batik klasik maupun motif batik modern berada di Yogyakarta sehingga Yogya dikenal dengan sebutan Kota Batik.
Industri Batik terdapat di seluruh Wilayah DIY. Di kota Yogyakarta, industri batik banyak berada di Tirtodipuran, Panembahan, dan Prawirotaman.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan D.I.Y
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan D.I.Y, yaitu :
1. Posisi geografis
2. Kesenian & Budaya yang dimiliki
3. Sistem Pemerintahan yang masih mempertahankan keistimewaan
4. Keadaan alam, khususnya objek-objek wisata yang terdapat di Yogyakarta
5. Sumber daya manusia yang dimiliki
Gubernur & Wakil Gubernur D.I.Y
Gubernur : Sri Sultan Hamengkubuwono X
Wakil Gubernur : KGPAA Paku Alam IX
No. | Foto | Nama | Dari | Sampai | Keterangan |
1. | | ISKS Hamengkubuwono IX | 17 Agustus 1945 | 1 Oktober 1988 | Masa jabatan seumur hidup, pegawai negara dengan NIP 010000001 |
2. | | KGPAAA Paku Alam VIII | 1 Oktober 1988 | 3 oktober 1988 | Wakil Gubernur, melaksanakan tugas Gubernur dalam jabatan Penjabat Gubernur, Masa jabatan seumur hidup, pegawai negara dengan NIP 010064150 |
3. | | ISKS Hamengkubuwono X | 3 oktober 1988 | 2003 | Masa jabatan pertama |
4. | | ISKS Hamengkubuwono X | 2003 | 2008 | Masa jabatan kedua |
5. | | ISKS Hamengkubuwono X | 2008 | 2011 | Perpanjangan masa jabatan kedua |